RSS

Jumat, 26 Desember 2008

KAMMDA Malang: Kembali ke masa depan

menarik sepertinya, membincang masa depan KAMMI Malang disaat menjelang perhelatan musyawarah daerah 2008 ini. Gmna nggak, Malang yang menjadi rahim tempat lahirnya KAMMI sepuluh tahun silam telah banyak mengisi lembar demi lembar sejarah perdjoeangan gerakan mahasiswa dan pemuda. KAMMI lahir di malang. Dimalang pula ICMI di deklarasikan.
Apalagi kalo kita melongok kembali ke masa awal kehadiran KAMMI di Indonesia. Maka kita akan mendapati sebuah karya yang spektakuler. Tak lebih dari dua bulan pasca di deklarasikan di UMM Malang, KAMMI mampu menjadi magnet baru bagi gerakan mahasiswa dan pemuda. Kiprahnya dalam melengserkan soeharto adalah buah dari konsistensi dan progresivitas perdjoeangan kolektif KAMMI sebagai sebuah organ gerakan. Media pun mencatat KAMMI sebagai organ mahasiswa yg bisa bersenyawa dengan kekuatan rakyat. KAMMI muncul sebagai satu-satunya gerakan mahasiswa yg mampu mengumpulkan puluhan ribu massa yang terkendali dalam sebuah rapat akbar mahasiswa dan rakyat di depan masjid al-azhar jakarta.

Hari ini
Dalam konteks kekinian, KAMMI sekarang sedang berada di era global yang multikompleks. baik persoalan maupun solusi. tantangan maupun kebutuhan. tuntutan maupun kepercayaan. di tengah kompleksitas inilah, sejatinya KAMMI Malang dalam hal ini sedang berada pada sebuah domain eksistensial. di satu sisi, KAMMI masih disibukkan dengan problematika internal. di sisi yang lain, KAMMI harus bisa membuktikan signifikansi pencapaian narasi besarnya.

Domain dilema eksistensial inilah yang [bisa jadi] membawa KAMMI Malang kepada ketidakjelasan prospek masa depannya. Dimana hanya disibukkan dengan beragam problem internal. Sementara tantangan kehidupan organisasi yang lebih substantif[toward a new brighter future] yaitu menuju masa depan yg lebih baik menjadi tak terpikirkan. Yang kemudian bisa berdampak pada absurditas mindset gerakan dan krisis transformasi pemikiran. Yang paling mengkhawatirkan dalam pergumulan global ini, kita terjebak pada mentalitas gerakan subordinatif, inferior ketika vis a vis dengan zamannya. Nah, dalam konteks ini bayang2 kejayaan KAMMI dengan narasi besarnya sebagai rumah kepemimpinan untuk mewujudkan bangsa dan masyarakat indonesia yang islami hanya akan menjadi fatamorgana yang tak kunjung mewujud, karena untuk merealisasikannya masih tertutup oleh dilema absurditas mindset gerakan.

Kembali ke masa depan
Dengan mengambil semangat yg di gagas oleh ziauddin sardar sang futuris islam dalam bukunya"kembali ke masa depan". maka kebutuhan mendesak KAMMI yaitu melakukan ijtihad gerakan sehingga melahirkan progresivitas gerakan. dan me-rethinking islam sebagai minhaj al hayyah organisasi dengan semua sub sistemnya.
rethinking islam dalam konteks organisasi berarti mengambil spirit menyegarkan kembali pemahaman formulasi2 para ulama tentang islam yang kemudian yg di jadikan acuan mendasar bagi organisasi di tengah kompleksitas problematika kekinian.

Dimomen yang baik ini, sudah saatnya KAMMI melakukan refleksi paradigmatik-epistemologi. Artinya mengembalikan semangat gerakan kepada autentisitas dasarnya. yaitu menggali dan mengaplikasikan semangat alquran dan sunnah dalam pola gerakan. tentunya dalam hal ini, semangat ini harus di dialogkan dengan problem kekinian.
Nah, pada kondisi inilah di harapkan KAMMI Malang bisa menemukan tracknya dalam konteks menuju masa depan peradaban sebagaimana yg di amanatkan dalam visi besarnya.

Kegagalan terbesar bagi para pembawa perubahan adalah ketika dia tergesa2 untuk menyimpulkan tentang perubahan yg di usungnya tanpa mendalami terlebih dahulu filosofi masalahnya. bukan tidak mungkin, hal ini bisa menjadi "batu sandungan" bagi KAMMDA Malang dalam proses gerakannya.
Sudah saatnya KAMMDA Malang tampil menjadi aktor dalam perubahan di internal KAMMI sendiri. menjadi pemimpin bagi daerah2 lainnya. menjadi organisasi yg berjalan di tracknya yang benar dan berkelanjutan. Sehingga narasi besar pun akan menemukan ruangnya.domain kapasitas dan sumberdaya.wilayah pembuktian.kepemimpinan integritas dan gerakan kontributif. Bukan lagi, kompleksitas problematika internal, apatah lagi krisis transformasi pemikiran pola gerakan.semoga saja[]

ditulis dalam rangka mengawal musyawarah daerah KAMMI Daerah Malang 2008

0 komentar:

Posting Komentar