RSS

Selasa, 19 Januari 2010

Aku Rindu Suaranya

Cinta sejatinya akan melahirkan kekaguman, rasa positif, dan epos pengorbanan...[ E. Chairil A, 2010]

Aku rindu suaranya. Begitulah kondisi langit jiwaku minggu-minggu ini. Dan kejadian hari ini, semakin membuatku rindu akan suaranya. Tidak tanggung-tanggung kedua kaki ku cedera akibat main futsal tadi pagi. Yang kiri berdarah-darah [wuihh...hiperbolis banget yah], yang kanan hamstring. Ototnya ketarik gitu. Lengkap sudah cedera kakiku hari ini. Aku memang cinta mati bola. Dan selama ini, insyaallah jarang cedera sehebat ini. Alhasil rencana-rencanaku hari ini tidak terlaksana dengan baik. Aku hanya bisa tidur selonjoran sambil meredakan rasa sakit. Mau dibawa jalan juga berat, ya udah mending istirahat.

Aku rindu suaranya. Suara orang-orang terdekat dalam hidupku selama ini. Suara Aa ku yang gagah itu. Suara Mamah, Bapa, Adikku Rini, Teteh, Keponakan-keponakanku, sahabat-sahabatku. Semuanya. Aku malu atas apa yang terjadi pada diriku. Aa yg biasanya telpon setiap pekan, menanyakan bagaimana perkembangan skripsiku. Sekarang, suaranya sudah tidak ku dengar lagi hampir satu bulan ini. Aku malu. Karena aku, mereka tidak lagi terdengar suaranya. Tidak ada lagi sapaan hangat dari mereka.

Aku rindu suaranya. Suara orang-orang terdekat dalam hidupku selama ini. Mamah, begitu kami berempat memanggil wanita cantik yang tidak lain adalah Ibuku sendiri. Dihampir setiap hariku, pasti selalu ada pesan masuk ke hape jadulku, menanyakan apakah Aku sudah makan? Begitu juga Bapakku, orang yang penuh kasih sayang. Tapi hari-hari ini, suara-suara indah itu sudah jarang ku dengar. Ada apa ini? Aku bertanya sambil tergugu. Malu pada diriku. Pada Allah yang sudah memberikan begitu banyak nikmatNya padaku.

Aku rindu suaranya. Rinduku ini membawa ingatanku ke masa lima tahun silam. Tepatnya 12 Juli 2004. Itulah hari pertama Aku menginjakkan kakiku di kota Malang. Niatku adalah mencari ilmu. Menjadi seorang engineer. Itu cita-citaku sejak dulu. Pengembaraanku dikota ini bukan tanpa alasan. Aku ingin menjemput takdirku. Menjadi seorang engineer. Begitu kira-kira energi besar yang menggerakkan ku untuk datang dan mengadu nasib di kota ini. Aku masih mengingat dengan jelas, bagaimana ku habiskan masa kecilku di pusat buku palasari Bandung. Kemudian pindah ke Tasikmalaya sampai SMP. Di kota kelahiranku inilah, aku menghabiskan hari-hariku dengan membaca dan maen bola. Masih ku ingat dengan jelas, di bulan Romadhon sekalipun aku dan teman-temanku menghabiskan waktu sedari selesai kuliah shubuh sampai menjelang dzuhur dengan maen sepakbola. Itulah Aku. Cinta mati bola.

Aku rindu suaranya. Rinduku semakin bertalu-talu. Seperti bunyi tak-tik-tuk lesung yang saling bersahutan ketika Dayang Sumbi mencoba menggagalkan rencana Sangkuriang. Aku yang tak biasa jauh dari orang-orang yang kucintai. Orang-orang terdekatku. Mamah, Bapak, Aa, adek-adekku. Dengan berat hati harus kutinggalkan mereka selepas SMP. Aku harus pergi ke pulau seberang. Aceh menjadi tujuanku. Aku tidak tahu, energi apa yang bisa membuatku begitu tegar meninggalkan orang-orang yang kucintai. Yang Aku tahu hanyalah, bahwa Aku sedang berjuang. Berjihad. Aku sedang menjemput takdirku. Menjadi kebanggaan keluargaku. Itu saja. Tidak lebih.

Aku rindu suaranya. Ketika melepas kepergianku, Mamah dan Bapak hanya bisa diam. Tidak terlalu banyak pembicaraan yang kami lewatkan sebelum kepergianku untuk waktu yang lama. Tapi Aku tahu, jiwanya sembilu. Harus melepas kepergian anaknya dalam waktu yang lama. Masa SMU ku habiskan di pulau Andalas [Sumatra]. Tepatnya di Aceh Tengah dan Pekanbaru Riau. Masih kuingat jelas bagaimana perjuanganku 3 tahun menuntut ilmu tanpa orang-orang dekatku. Tanpa Mamah. Bapak. Aa. Dan adek-adekku. Oya, selama sekolah sejak SD sampai SMU, prestasiku cukup menggembirakan. Aku selalu juara umum di sekolah. Nilai Ujian Akhir atau dulu dikenal dengan istilah NEM, pun selalu terbesar disekolah ku. Aku sadar, suara orang-orang itulah yang membuatku besar. Hari-hariku selama tiga tahun di SMU, kuhabiskan dengan aktivitas yang padat. Disekolahpun, aku dipercaya jadi ketua ROHIS, ketua OSIS, aktif di KAPMI, belum bimbingan belajar diluar jam sekolah. Sore sampai malam kuhabiskan untuk bantu-bantu pamanku di klinik, sembari belajar ilmu akupunktur darinya. Itu kunikmati selama tiga tahun.

Aku rindu suaranya. Karena hari-hari ini, dipenghujung usia studi S1 ku, aku kehilangan arah. Aku memang cinta mati bola. Cinta mati buku. Tapi kenapa semuanya harus membuatku lalai dari peta jalan yang telah kubuat. Aku malu dan tak bergeming. Sedih. Marah pada diriku sendiri. Sudah hampir 5,5 tahun aku studi S1. Tapi belum usai juga. Ada apa ini? Aku yang dulu juara umum disekolah. Aku yang dulu juara lomba karya teknologi seProvinsi. Aku yang dulu selalu jadi referensi kawan-kawan di Sekolah. Aku yang dulu begitu suka dengan fisika. Aku yang dulu selalu menjadi kebanggaan Mamah, Bapa, Aa, dan adek-adekku. Kini aku yang dulu seolah tinggal kenangan. Apa yang terjadi pada diriku, Allohu Robbi...Kembalikan Aku yang dulu. Aku mohon...kembalikan.

Cinta mati futsal telah membuatku lalai dari kewajibanku. Cinta mati buku membuatku nyaman bermesraan dengan buku-buku kesayanganku. Tapi aku lupa bahwa ini sudah tahun ke 5 aku berada di Malang. Semoga, cederanya kedua kakiku bisa mengembalikan Aku yang dulu. Meluruskan deviasi peta jalan hidupku. Sekarang, Aku tidak ingin lagi menunggu datangnya suara-suara itu. Tapi akan kujemput suara itu. Aku ingin mendengar indahnya suara Aa ku yang telah cukup lama tak mampir ditelingaku. Begitu juga Mamah, Bapak, Adekku, Teteh serta keponakan-keponakanku.

Rinduku semakin bertalu-talu. Akan kuhampiri suaranya. Dan kugenggam tangannya. Kemudian kuajak pergi. Menjemput keindahan-keindahan nyanyian alam.

Aku rindu Aa. Mamah. Bapak. Neng Rini. Teteh. Dan keponakan-keponakanku. Maafkan aku ya...Sebentar lagi aku datang menyapa kalian dengan gagah dan indah. Akulah sang engineer. Seperti inginku dulu ketika kecil. Ketika fisika menjadi sahabatku. Ketika buku menjadi teman terbaikku. Ketika suara kalian begitu indah dan merdu ku dengar ditelingaku.

I luv U Full:-)



0 komentar:

Posting Komentar